SMA Muhammadiyah 2 Yogya Gelar Bedah Novel Mariposa, Ajarkan Siswa untuk Berani Menulis

SMA Muhammadiyah 2 Yogya Gelar Bedah Novel Mariposa, Ajarkan Siswa untuk Berani Menulis

Smallest Font
Largest Font

YOGYA - SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta (SMA Muha) menyelenggarakan acara Bedah Buku Novel Mariposa karya Lulu HF pada Sabtu (27/4) di Grha Ibnu Sina SMA Muha. Acara ini bisa digelar berkat kerjasama antara Perpustakaan SMA Muha melalui Komunitas Student Librarian dan Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMA Muha.

Bedah buku dihadiri sekitar 200 orang dari siswa dan guru internal sekolah, siswa SMP/MTs, mahasiswa, dan umum. Para peserta tampak antusias mendengarkan pemaparan dari Lulu HF sebagai penulis. Terlebih, dia sudah menelurkan lima buku dan beberapa di antaranya sudah difilmkan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Bedah buku ini, tujuannya menghargai suatu karya yang sudah terkenal dan memberikan kesempatan kepada pembaca untuk memahami isi makna dan pesan di dalam novelnya itu yang ada pelajaran psikologi anak,” kata Kepala Perpustakaan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, M. Khusnudin, M.Kom.

Dari acara ini, diharapkan bisa sebagai sarana yang menginspirasi bagi para hadirin. Penulis juga merasa senang hadir di sini, dan ini jadi meriah karena peserta memberikan komentar dan diskusi terhadap karya yang dibedah. “Ini bisa jadi  dakwah yang mengasyikkan. Selain itu, acara ini untuk memperingati Hari Buku sedunia di 23 April,” ujar Khusnudin.

Sementara dari Kepala Sekolah, Drs. H. Slamet Purwo menyambut baik adanya bedah buku ini dengan menghadirkan penulis nasional. Sehingga, sudah Jelas kalau sekolah memberikan support dan fasilitas kepada penyelenggara agar tumbuh semangat baca di era digital, karena membaca kunci ilmu pengetahuan. 

Semoga ini berkontribusi untuk dunia pendidikan dengan semakin banyak membaca di era digital. Sehingga, anak-anak kalangan umum bisa mengambil manfaat di acara ini,” kata Slamet.

Dari bedah buku ini, banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran. Salah satunya, bahwa untuk menjadi penulis tidak harus punya bakat, sekalipun tidak ada bayangan untuk jadi penulis. Pengalaman ini bisa jadi pemahaman kepada semuanya bahwa semua orang bisa. Ia yang datang dari dunia manajemen, justru bisa menjadi penulis. 

Apalagi di era literasi digital ini, banyak platform bisa digunakan, salah satunya wattpad dan dengan itu semua orang bisa mewujudkan imajinasinya untuk menjadi karya tulisan menarik. (*)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow