Sekolah Ekologi PW IPM DIY Angkat Eco Mitologi Sebagai Sarana Mitigasi Bencana
GUNUNGKIDUL – Hari Kedua Sekolah Ekologi PW IPM DIY diisi satu agenda menarik di dalamnya. Yaitu adanya materi eco mitologi yang disampaikan oleh komunitas Resan di Diskusi kaum muda bertajuk “Eco Mitologi: Mitos sebagai Sarana Mitigasi Bencana” pada hari Ahad (21/5), di Sinambi Farm, Wonosari, Gunungkidul.
Eco mitologi adalah upaya memanfaatkan mitos atau kepercayaan hingga tradisi setempat untuk sarana konservasi ekologi, cukup lekat keberadaannya di tengah masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta yang masih kental dengan budaya. Pada diskusi itu, mereka membahas mengenai aksi yang telah dilakukan komunitas Resan dalam menjaga hutan Gunungkidul serta materi kampanye melalui media sosial.
Materi pertama disampaikan oleh Budi Wibowo dan Ida yang merupakan anggota dari komunitas Resan. Selain materi, juga dilakukan kunjungan ke komunitas Resan Sekaligus melihat kegiatan apa saja yang dilakukan oleh komunitas ini.
Nglangse serta kegiatan penanaman pohon merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh komunitas resan pada saat dikunjungi. Kegiatan nglangse sendiri merupakan kegiatan menghormati serta mensakralkan pohon sebagai usaha untuk menjaga kelestarian pohon serta mempertahankan sendang atau sumber mata air yang ada di bawahnya. Peserta berkesempatan melihat prosesi kegiatan nglangse serta ikut menanam pohon di area tersebut.
Selain materi dan kunjungan, juga terdapat materi kampanye lingkungan bersama M. Yasir Abdad, seorang influencer media sosial yang juga Ketua PW IPM DIY Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik. Yasir di sini memaparkan strategi kampanye di media sosial dalam menyampaikan ajakan-ajakan untuk merawat lingkungan, yang nantinya dijadikan bahan untuk rencana tindak lanjut dari para peserta yang mengikuti kegiatan ini.
“Seperti yang kita tahu, dalam Surah Al-Baqarah ayat 30, di situ Gusti Allah ‘pasang badan’ di hadapan para setan tentang pemberian tugas manusia untuk menjadi khalifah fil ard. Maka Sekolah Ekologi ini hadir sebagai upaya kita memantaskan diri atas tanggung jawab dan kepercayaan Allah SWT agar bisa menjadi prajurit-prajurit yang siap dan mampu untuk menjaga bumi ciptaanNya,” ujar Ketua Umum PW IPM DIY, Racha Julian Chairurrizal.
Hal yang senada juga disebutkan oleh Ahmad selaku Ketua Panitia Sekolah Ekologi IPM DIY 2023. Dia menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan pelajar, khususnya pelajar Muhammadiyah, supaya mampu menjaga lingkungan dari kerusakan.
Menurutnya, menjaga lingkungan juga termasuk tindakan preventif dalam menanggulangi bencana, karena rusaknya lingkungan akan berdampak terjadinya bencana di kemudian hari.
“Pendekatan yang kami gunakan adalah pendekatan kultural. Sebagaimana yang dilakukan Komunitas Resan yang merawat hutan dan sumber mata air dengan ritual kebudayaan lokal Gunungkidul sebagai pendekatannya,” tambah Ahmad.
Dalam kegiatan ini, turut hadir pula Ratna Galih Puspita sebagai perwakilan dari Safe School Project Officer Plan International Indonesia.
“Kenapa pelajar atau kaum muda yang menjadi target kegiatan ini? Karena kaum muda ini punya peran penting dalam memberikan pengaruh dan perubahan, menjadi agent of change dalam menjaga lingkungan. Semoga semangat dan energinya bisa dibawa ke tempat masing-masing nantinya,” jelas Ratna.
Sebelumnya, di hari pertama Sekolah Ekologi diberikan materi yang mengangkat organisasi muhammadiyah dalam menanggapi isu-isu lingkungan. Baik dari LDK PWM DIY dan LRB Muhammadiyah turut menjadi pemateri dalam kegiatan ini.
Ketua LDK PWM DIY, Ananto Isworo, S.Ag. sekaligus Founder Sedekah Sampah memberikan materi berupa peran muhammadiyah dalam konservasi ekologi, materi ini berfokus pada salah satu permasalahan lingkungan di Yogyakarta. Yaitu, sampah dan bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut salah satunya dengan adanya sedekah sampah.
Kemudian, LRB Muhammadiyah juga menyampaikan materi pada kegiatan hari pertama berupa upaya resiliensi bencana yang dilakukan oleh Muhammadiyah yang disampaikan oleh Inggit Fandayati, S.S. selaku anggota LRB PWM DIY yang berfokus pada potensi dan penanggulangan bencana di DIY.
Selain materi juga dilakukan Focus Group Discussion (FGD), dimana peserta berdiskusi mengenai permasalahan di lingkungan masing-masing dan bagaimana solusi yang diberikan. Ini juga sebagai awal mula analisis pemikiran peserta yang nantinya menjadi bekal dalam pembuatan rencana tindak lanjut. (*)
Berita ini diterima Mediamu.id dari PW IPM DIY
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow