Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Gelar Seminar Internasional

Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Gelar Seminar Internasional

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Perpustakaan SMA Muhammsdiyah 1 Yogyakarta bekerjasama dengan Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (ATPUSI) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Seminar Internasional dengan tema โ€œPengaruh Artificial Intelelligence dalam Dunia Pendidikanโ€.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 7 September 2023 pukul 08.00-11.30 WIB di Grha As-Sakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta diawali dengan praacara menampilkan penyanyi dan musik Reza Mahdi (Mahasiswa Pascasarjana S2 UGM).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Sebagai keynote speaker adalah Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DIY, Monika Nur Lastiyani, M.M., yang mewakili Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X. Sedangkan narasumber dalam acara kali ini adalah Dr. Mayasari Binti Abdul Majid (Chair of School Resource Centres Committee, Librarians Association of Malaysia, Perpustakaan Negara Malaysia), GKBRAy Adipati Paku Alam X (Bunda Literasi DIY) dan Drs. Ida Priyanto, BA., M.A., PhD. (Dosen Pascasarjana UGM)

Kepala SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Drs. H. Herynugroho, M.Pd, di depan 250 orang peserta seminar internasional, mengatakan, dalam membantu berlangsungnya pengembangan literasi dan pengelolaan database perpustakaan, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Yogyakarta menerima bentuk partisipasi dari sekolah atau lembaga lain. “Untuk bekerjasama dalam membangun perpustakaan yang lebih baik lagi, termasuk dengan menggunakan teknologi Artificial Intelelligence,” katanya.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY, Monika Nur Lastiyani, M.M., mendorong perpustakaan sekolah untuk terus mengembangkan berbagai teknologi untuk mendukung program literasi.

โ€œMelalui seminar ini diharapkan muncul gagasan membangun perpustakaan yang mampu berfungsi secara optimal bagi masyarakat dengan sistem manajeman perpustakaan yang baik dan menekankan pada tersedianya berbagai bahan bacaan yang bersifat informatif, edukatif, rekreatif dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat,โ€ ujar Monika Nur Lastiyani, M.M.

Dr. Mayasari Binti Abdul Majid dari Librarians Association of Malaysia, menjelaskan, Artificial Intelligence (AI) merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia.

Katanya, Artificial Intelligence (AI) bisa berwujud sebuah mesin multiguna seperti komputer, smartphone, aplikasi, perangkat lunak dan lain sebagainya, yang berbeda dengan kecerdasan alami yang ditampilkan manusia.

Artificial Intelligence (AI), kata Mayasari, dapat digunakan untuk memprediksi hasil berbagai tugas, menemukan pola dalam data, mengidentifikasi kesalahan, dan membuat keputusan yang akurat.

Menurutnya, penerapan Artificial Intelelligence (AI) atau kecerdasan buatan bukan untuk menggantikan pustakawan secara keseluruhan. “Memang, dalam kenyataannya ada beberapa kegiatan kepustakawanan yang sudah digantikan oleh teknologi informasi,” terangnya.

Bahkan, kadang menjadi yang mendominasi pekerjaan di perpustakaan. “Penggunaan artificial intellligence berfungsi untuk membantu pustakawan dalam melakukan aktifitas kepustakawan,” kata Mayasari.

Terkadang, pustakawan menghadapi pekerjaan yang cukup banyak dalam durasi waktu terbatas. “Sehingga artificial intellligence bisa menjadi alat bantu dan sangat membantu serta memudahkan program perpustakaan untuk meningkatkan literasi peserta didik dan warga sekolah secara umum,” papar Mayasari.

Drs. Ida Priyanto, BA., M.A., Ph.D., Dosen Pascasarjana UGM, menjelaskan penerapan Artificial Intelligence (AI) dalam proses digitalisasi perpustakaan. “Telah membawa perubahan revolusioner dalam berbagai aspek,” tandasnya.

Teknologi pengenalan teks optik (OCR) yang didukung Artificial Intelligence (AI), terangnya, memungkinkan pemindaian dan pengenalan otomatis tulisan tangan dan cetak pada dokumen-dokumen kuno yang sulit dibaca secara manual.

Selain itu, Artificial Intelligence (AI) juga memainkan peran penting dalam pengindeksan dan klasifikasi koleksi perpustakaan. Manfaat utama Artificial Intelligence (AI) dalam digitalisasi perpustakaan adalah kemampuannya untuk menyediakan rekomendasi yang relevan kepada pengguna.

Dengan mempelajari preferensi dan kebutuhan pengguna, AI dapat menghasilkan rekomendasi buku, artikel atau dokumen yang sesuai dengan minat mereka.

Hal ini tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi juga mempromosikan penemuan konten baru yang mungkin sebelumnya tidak terlihat. “Kondisi ini sangat mendukung program literasi yang saat ini sedang digalakkan,โ€ pungkasnya. (*)

Wartawan: Affan Safani Adham

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow