Kepala SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Temui Wagub DIY
YOGYA – Memperingati miladnya, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta mengadakan berbagai kegiatan. Seperti seminar internasional yang akan diselenggarakan pada 7 September 2023 dan seminar khusus untuk guru BK SMP dan MTS se-Indonesia pada 14 September 2023 mendatang.
Sebelumnya Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Hery Nugroho, beserta rombongan pada Jum’at (16 Shafar 1445 H bertepatan 1 September 2023) mengadakan audiensi dengan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
“Adab menjadi fondasi utama bagi setiap manusia yang membawa pengaruh dalam proses komunikasi antar sesamanya di dalam kehidupan. Oleh karena itu, selain keluarga, adab juga harus senantiasa diajarkan dan ditanamkan sedari dini kepada para generasi muda oleh para tenaga pendidik,” ungkap Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X saat menerima audiensi rombongan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Dikatakan Wakil Gubernur DIY, anak-anak kita kan harapan (bangsa) besok. Secara hard skill mereka itu pandai. Cuma soft skill-nya harus ditingkatkan. “Terutama mengenai adab. Harus banyak belajar bagaimana menyapa, bersikap dan lain sebagainya. Nah, ini yang masih kurang. Saya nderek titip, bagaimana kemudian anak-anak ini menjadi lebih pandai dalam bersikap,โ tutur Sri Paduka Paku Alam X.
Menurut Sri Paduka, dengan adanya kemajuan teknologi serta penggunaan media sosial, setiap individu mulai lupa adab dalam berkomunikasi secara langsung atau tatap muka dengan satu sama lainnya.
“Karena telah terbiasa untuk berbicara secara tidak langsung melalui pesan teks yang dikirimkan melalui gadget masing-masing,” jelas Paku Alam X.
Menurutnya, anak-anak sekarang itu kalau bicara dengan ibu jari (mengetik pesan). Padahal, bicara digital itu tidak ada intonasi. Makanya kemudian adab ini lebih penting. “Harapan saya, apalagi dari Muhammadiyah ya. Buat saya moderasinya harus. Artinya, bagaimana kemudian pendidikan, pemahaman tentang adab, itu sudah keluar dari religiusitas bahkan mungkin keluar dari SARA,” ungkap Paku Alam X.
Contoh, Wakil Gubernur DIY berteman dengan dia bukan karena sama-sama orang Jawa. Tidak! Tapi lepas dari itu, yang mendasari adalah kemanusiaan. “Nah itu yang perlu diangkat kembali,โ terang Sri Paduka.
Selain itu, berbicara mengenai pendidikan — khususnya literasi — Sri Paduka menyampaikan, kemampuan literasi berawal dari keluarga. “Keluarga sebagai unit terdekat, menjadi pihak utama yang harus mengajarkan kemampuan tersebut kepada anak-anaknya,” katanya.
Terkait literasi, bagi Paku Alam X, pribadi membaca itu penting. “Itu memang berawal dari keluarga. Ibunya membacakan, bagaimana. Buku disobek pasti, tapi diajak komunikasi untuk dirawat kembali,โ ungkap Sri Paduka.
Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Hery Nugroho, menyampaikan, di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta penguatan karakter ini sendiri memang masih menjadi PR bagi pihaknya.
โSetelah pandemi Covid-19 ini kita kehilangan sikap anak-anak seperti yang kita harapkan. Jadi, seperti yang tadi Sri Paduka sampaikan, memang ini menjadi pekerjaan rumah kami yang besar,โ ujar Hery.
Walaupun demikian, Hery mengungkapkan, saat ini dalam kurikulum yang digunakan di sekolahnya, penguatan karakter kepada anak-anak selalu diinterpretasikan dalam pembelajaran sehari-hari. โJadi kami menguatkan karakter, menguatkan literasi dan juga kemampuan anak-anak di sisi pengetahuan dan agama. Di Muhammadiyah kan kita menyeimbangkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum,โ kata Hery. (*)
Wartawan: Affanย Safaniย Adham
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow