Webinar SMP Muhadesta: Ajak Anak Diskusi untuk Tentukan Tujuan
SLEMAN — Situasi pandemi Covid-19 membutuhkan kerja sama yang baik antara guru, orangtua, dan siswa agar pembelajaran bisa berjalan sesuai harapan. Misalnya, orangtua menjalin komunikasi dengan anak untuk menentukan tujuan belajar dan masa depan hidupnya. Perasaan bahwa orangtua tidak berkompeten mengajar harus dibuang jauh-jauh, kemudian mengubah persepsi dari beban menjadi tantangan.
Point-point itu mengemuka dalam webinar “Trik Menggelorakan Semangat Belajar” yang diadakan SMP Muhammadiyah 2 Depok, Sleman, Sabtu 24 April 2021. Acara yang diselenggarakan secara daring dan luring itu diikuti 300 peserta menghadirkan pembicara Dr. Khoirudin Bashori, M.Si. dan Ismail Hermana, S.Pd.I. Sekolah ini dikenal juga dengan nama SMP Muhadesta.
Kepala SMP Muhadesta, Hendro Sucipto, M.Pd., mengatakan bahwa acara tersebut berangkat dari kegelisahan masyarakat terhadap kondisi pendidikan saat ini. Untuk menghadapi permasalahan belajar di era pandemi diperlukan inovasi dari satuan pendidikan.
“Muhadesta terus mengembangkan diri dengan merancang Learning Management System (LMS) bernama E-muhadesta yang sudah digunakan siswa selama satu semester dan terus dievaluasi penggunaannya,” jelas Hendro.
Selain LMS digunakan pula platform belajar seperti rumah belajar dari Kemendikbud, aplikasi zoom meeting, dan mengoptimalkan kanal YouTube sekolah. Salah satu bentuk penggunaan kanal YouTube sekolah adalah melaunching lagu Muhadesta Juara yang melibatkan guru dan siswa Muhadesta dalam pengerjaannya.
Sedangkan Khoirudin Bashori mengatakan, pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan berakhirnya menyebabkan guru dan pemangku kebijakan pendidikan khawatir terjadinya learning lost atau kehilangan kesempatan untuk belajar karena perubahan pola belajar dari tatap muka menjadi daring masih perlu penyesuaian. Data Balitbang Kemendikbud menyebutkan, hanya 50% siswa yang benar-benar menjalankan kegiatan belajar di rumah.
“Ketika belajar di rumah justru orang tua terkhusus ibu yang memiliki peran sentral mendampingi anak,” kata Khoirudin Bashori.
Agar anak memiliki semangat belajar maka orangtua perlu mengajak berdiskusi untuk menentukan tujuan sebagai menjadi arah aktivitas belajar seorang. Anak perlu dibangun sikap ketahanan mental melalui serangkaian proses untuk mencapai tujuannya.
“Berikan kesempatan anak untuk jatuh bangun karena dari situlah mental yang tangguh akan terbangun,” kata dosen psikologi UAD ini.
Sedangkan Ismail Hermana mengatakan, kondisi pandemi sebenarnya istimewa karena anak mendapat pengajaran dari guru dan orangtua. Hanya saja keistimewaan ini sering disalahpahami orangtua karena merasa tidak kompeten untuk mengajar putra ataupun putrinya. Maka orangtua perlu mengubah persepsi dari beban menjadi tantangan.
Trik jitu agar anak-anak bisa memiliki semangat belajar dari rumah dimulai dengan tersambungnya batin antara anak dengan orangtua kemudian menyambungkan perasaan yang sama ke Sang Maha Pencipta.
Tugas orangtua adalah menyediakan waktu untuk mendampingi anak belajar dengan cara mengulangi materi yang telah diajarkan guru. Orangtua juga perlu mengajak anaknya untuk menegakkan sikap disiplin meskipun awalnya dipaksa. Harapannya, anak-anak akan terbiasa dan lama kelamaan menjadi budaya. (hr)
Berita dikirim Ganjar Rachmawan Adiprana, guru SMP Muhadesta
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow