Pertukaran Pelajar: Siswa Streesmutprakan School Thailand Kunjungi Mu’allimaat Yogyakarta
YOGYAKARTA — Dalam rangka pertukaran pelajar — khususnya belajar bahasa dan budaya Indonesia serta penanaman dan pemahaman budaya — sebanyak 9 orang siswa dan 2 orang guru Streesmutprakan School Thailand pada 8 – 11 Oktober 2019 kunjungi Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan kualitas peserta didik dan membuka wawasan pendidikan di Indonesia.
Hal itu merupakan kunjungan balasan setelah pada 20-31 Mei 2016 lalu, siswi dan guru Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta kunjungi Streesmutprakan School Thailand.
“Bersahabat dan bekerjasama dengan berbagai lembaga, sekolah, madrasah dan universitas baik di dalam maupun luar negeri, sangat diperlukan,” kata Agustyani Ernawati, Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, yang menambahkan sejak 2015 Mu’allimaat jalin kerjasama dengan beberapa negara di Asean dalam program sister school.
Selain dengan lembaga pendidikan di Australia dan Streesmutprakan School Thailand, Mu’allimaat juga bekerjasama dengan NTU Singapura, New Water Singapura, Unity College, Sekolah Menengah Sains Perempuan Malaysia, Matrix International School Malaysia.
“Saya berharap, nantinya Mu’allimaat ini bisa menjadi pusat keunggulan pendidikan perempuan,” kata Agustyani Ernawati.
Selama di Yogyakarta, rombongan Streesmutprakan School Thailand mendapat pengenalan budaya Indonesia. Selain itu, pihak Streesmutprakan yang bersahabat dengan siswi Mu’allimaat melalui pendekatan budaya, juga membagikan pengalaman kepada siswi Mu’allimaat Yogyakarta.
Dengan demikian, persahabatan antara siswi Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dan sekolah menengah umum dari Thailand dapat terjalin dan menghasilkan kerjasama berikutnya dalam hal pertukaran pelajar dan guru.
Salah satu manfaat dari program sister school ini untuk meningkatkan pengetahuan global dalam dunia pendidikan yang terus berkembang dewasa ini. Hal itu juga untuk meningkatkan pengetahuan akademik siswi dan guru.
Kedatangan mereka ke Mu’allimaat dalam rangka mengenal budaya yang terbentuk dari lingkungannya.
Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dipilih oleh Streesmutprakan School Thailand karena memiliki kesamaan. Selain itu dinilai sebagai lembaga pendidikan boarding school: seluruh siswinya perempuan tinggal di asrama.
Dan, kunjungan itu merupakan kunjungan kedua setelah terakhir dilakukan pada tahun 2017 lalu. “Kunjungan kali ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama yang telah dibuat oleh kedua sekolah itu,” kata Kuni Farida, S.Pd, ustadzah Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta.
Kerjasama itu dimulai dari program sister school yang dilakukan Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. “Ke depan, kerjasama itu akan ditingkatkan lagi,” terang Kuni Farida, yang berharap hubungan baik dan kerjasama itu akan tetap terjalin.
Selama berada di Yogyakarta, siswa Streesmutprakan School Thailand mengikuti kegiatan bersama guru dan siswi Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun gurunya mengajarkan tari dan bahasa Thailand kepada siswi Mu’allimaat Yogyakarta. Juga belajar membatik, games competition, speech content, recycling competition, kunjungi candi Borobudur, kunjungan ke Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta, kunjungan ke Keraton Yogyakarta dan destinasi wisata di Yogyakarta.
Menurut Agustyani Ernawati, MPd, Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, kerjasama itu merupakan kerjasama sebagai upaya untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) guru dan siswi dalam mengembangkan potensi di kancah internasional.
Dari kunjungan itu, diharapkan bisa mendapatkan nilai-nilai moral. “Karena perbedaan budaya dan agama bisa diterapkan anak, khususnya ketika belajar akulturasi budaya dan toleransi,” kata Agustyani Ernawati.
Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menjalin kerja sama dengan sekolah di Thailand dengan program sister school dalam rangka pengembangan kualitas madrasah. Selain di bidang seni, kedua sekolah juga bertukar pandangan dalam penerapan sistem pendidikan. Misalnya, bertukar pandangan dalam metode belajar-mengajar, ujian nasional, jenjang pendidikan, hingga kondisi sosial-budaya pendidikan di kedua negara. (Anne Rochmawati)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow