Syawalan Mu’allimaat Yogyakarta: Pandemi Jangan Surutkan Ibadah dan Silaturahmi

Syawalan Mu’allimaat Yogyakarta: Pandemi Jangan Surutkan Ibadah dan Silaturahmi

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Pandemi Covid-19 yang belum reda hingga saat ini jangan sampai menyurutkan melakukan silaturahmi dan peningkatan kualitas ibadah serta perbuatan baik kepada siapapun. Penegasan ini disampaikan Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Agustyani Ernawati, M.Pd., dalam syawalan dan silaturahmi virtual, Sabtu 22 Mei 2021.

“Silaturahmi harus tetap dijalankan dengan berbagai cara meskipun Covid-19 masih ada, misalnya menggunakan ruang virtual seperti ini. Harapannya seluruh santriwati mempunyai spirit dan semangat baru dalam menghadapi akhir dan awal semester mendatang,”  katanya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Acara tersebut diselenggarakan Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, diikuti seluruh santriwati dari kelas I (satu) hingga V (lima). Menghadirkan Ustadzah Yaumil Falihah, dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Bulan Ramadhan adalah bulan luar biasa untuk sebanyak-banyaknya melakukan ibadah dan berbuat baik kepada siapapun. Dilanjutkan Syawal yang bermakna peningkatan. Momentum Syawal adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah dan melakukan kebaikan.

Sedangkan Hayyatul Izzah, S.Ag., guru Mu’allimaat, menekankan bahwa bulan Syawal harus dimaknai sebagai bulan keistiqomahan, yakni ibadah yang dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus. Ia mengajak untuk menganggap seluruh bulan sebagai bulan Ramadhan, sehingga kualitas ibadah selalu terjaga.

“Mohon maaf lahir dan batin untuk seluruh santriwati, semoga kita senantiasa saling memaafkan. Teruslah melakukan kebaikan dengan tetap semangat dalam menjalankan ibadah dan belajar. Jujur adalah kunci dari segalanya, karena sikap jujur akan menentukan kehidupan ke depannya,” pesannya.

Ustadzah Yaumil Falihah mengatakan, bukan hanya Ramadhan dan Syawal yang mempunyai makna kebaikan di dalamnya, tapi seluruh bulan dalam Islam adalah sangat istimewa. Kata Ramadhan secara bahasa artinya panas. Mengapa dimaknai dengan kata panas?

“Ramadhan adalah bulan perintah menjalankan kewajiban sebagai umat Islam. Allah mewajibkan seluruh hamba untuk berpuasa selama satu bulan penuh. Allah memerintahkan manusia untuk melakukan berbagai ibadah dan amalan-amalan kebaikan,” paparnya.

Bulan Ramadhan adalah madrasah bagi umat Islam. Segala bentuk pendidikan diajarkan di dalamnya, seperti kejujuran dan menjaga amanah, tujuannya untuk mendidik diri sendiri. Hingga masuk bulan Syawal, yang bermakna peningkatan karena dalam bulan ini harus mengalami peningkatan dalam segala hal, baik ibadah ataupun amalan kebaikan lainnya.

“Ada dua tips agar bulan Syawal ini tetap bermakna walaupun di masa pandemi, yakni berpuasa selama enam hari dan menjalin tali silaturahmi,” tegas Yaumil Falihah yang pernah menjadi musyrifah Asrama Mu’allimaat Yogyakarta ini.

Acara diakhiri dengan ramah tamah dan penyampaian ikrar oleh Ketua Umum PR IPM Mu’allimaat Yogyakarta, Ipmawati Fatma Latifah. “Sebagai kader pelajar Muhmmadiyah, kita harus selalu menjaga komunikasi dan silaturahmi. Kami sampaikan mohon maaf lahir dan batin, semoga kita kembali dalam keadaan fitri,” katanya. (hr)


Berita dikirim Laeli Tri Agustina, kontributor mediamu.com

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow