ads
Siswi Mu’allimaat Ikuti PIRN XVIII Tahun 2019

Siswi Mu’allimaat Ikuti PIRN XVIII Tahun 2019

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyelenggarakan PIRN XVIII Tahun 2019 pada 23-30 Juni 2019 diikuti oleh 1.000 orang peserta didampingi 500 orang pendamping.

Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) di Banyuwangi disebut-sebut sebagai yang terbaik dalam sejarah. Para peserta perkemahan juga terkesan dengan apa yang disuguhkan Banyuwangi.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Peserta yang datang dari seluruh Indonesia mengaku sangat menikmati ajang kemah ilmiah yang digelar selama satu minggu karena dikemas dengan menarik.

Hal itu diungkapkan Abidah Wafiyah, didampingi Nabilla Azzahra dan Qothrunnada Syafiqoh, dari Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta usia ikuti Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional.

Nabilla Azzahra mengaku senang mengikuti kemah ilmiah di Banyuwangi. “Karena didesain dengan menarik,” tukas Nabilla, Senin (1/7/2019).

Selain observasi yang dilakukan di destinasi wisata, menurut Nabilla, setiap harinya peserta dikenalkan budaya Banyuwangi.

“Saya sangat senang dengan budaya Banyuwangi. Setiap hari, secara bergiliran peserta diajak belajar menari Gandrung. Ini menarik,” kata Nabila.

“Di sana kami diajak berinteraksi dengan warga, kami dikenalkan nilai-nilai kehidupan mereka,” kata Abidah Wafiyah, yang menerangkan di tempat itu bagaimana memproduksi kopi yang merupakan komoditas utama mereka, sekaligus ternak kambing ettawa.

Peserta dari 32 provinsi se-Indonesia terbagi empat bidang ini melakukan penelitian di lima lokasi wisata di Banyuwangi: Bangsring Underwater, Agro Wisata Tamansuruh, Pusat Kopi Gombengsari, Desa Adat Osing Kemiren hingga Mal Pelayanan Publik.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku sangat lega karena mayoritas peserta mengaku betah selama pelaksanaan di Banyuwangi.

Observasi lapang yang dilakukan langsung di lokasi wisata dan pusat pelayanan publik, dikatakan Anas untuk mengenalkan mereka tentang kekayaan alam Banyuwangi.

“Lokasi ini kami pilih agar tumbuh paradigma bahwa riset bisa berangkat dari hal sederhana yang ada di sekitar kita serta bisa dilakukan secara menarik seperti di tempat wisata. Sekaligus juga kami ingin mendapat masukan dari paper yang mereka kerjakan berdasar penelitian lapang,” jelas Anas.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan LIPI Agus Hariyono mengaku puas dengan penyelenggaraan PIRN Banyuwangi.

Bagi LIPI, penyelenggaraan PIRN di Banyuwangi adalah terbaik dalam sejarah.

Ketua LIPI juga menyatakan bahwa pelaksanaan PIRN di Banyuwangi adalah terbaik dalam sejarah. “Terima kasih kepada Banyuwangi atas terselenggaranya PIRN 2019 ini dengan baik,” kata Agus.

Untuk menghormati para peserta, penutupan PIRN di Gedung Seni Budaya digelar dengan meriah dengan menampilkan beragam seni dan tradisi Banyuwangi. Ribuan peserta kompak mengenakan udeng (penutup kepala) khas Banyuwangi.

Selain itu, ribuan peserta juga diajak mendaki Gunung Ijen pada malam terakhir di Banyuwangi. Usai mendaki, mereka pun langsung disambut Bupati Anas di pendopo kabupaten. Anas pun mengucapkan terima kasih kepada peserta yang telah hadir di Banyuwangi.

Di akhir acara, para peserta ini bahkan menari Gandrung bareng seolah tak mengenal lelah usai turun mendaki Ijen. Mereka dengan gembira mengikuti gerak penari Gandrung yang memandu mereka.

“Kami beruntung bisa mengikuti event ini, karena selain bertemu orang yang sama-sama hobi riset, saya bangga bisa melihat kota Banyuwangi yang tak pernah saya bayangkan seindah ini. Saya jadi optimis untuk bisa mengembangkan Merauke menjadi seperti Banyuwangi,” kata Nabila.

PIRN merupakan kegiatan pembinaan ilmiah kepada siswa yang diselenggarakan secara nasional untuk memberikan pemahaman mendasar mengenai metodologi penelitian ilmiah serta etika penelitian.

Pada tahun ini, PIRN XVIII dapat diikuti peserta SMP, MTs, SMA, SMK dan MA sederajat

Kegiatan ini berupa pemberian materi metodologi penelitian dalam kelas di Bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik (IPA-Tek) dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Selain itu, dilakukan pelatihan penelitian di lapangan dan pembimbingan menulis karya tulis ilmiah.

Dalam PIRN XVIII Banyuwangi ada agenda tambahan seperti: science shows, pameran sains dan inspiring dialog yang menghadirkan public figure maupun tokoh peneliti muda inspiratif.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan remaja di bidang ilmu pengetahuan dan penelitian serta membimbing remaja melaksanakan penelitian ilmiah yang terkait dengan lingkungan sekitarnya.

Di PIRN XVIII ini juga diselenggarakan kegiatan workshop guru bagi guru pembimbing. Setiap sekolah mengikutsertakan 3 orang siswa dan 1 orang guru pembimbing sebagai peserta. Peserta diutamakan dari sekolah yang belum pernah berpartisipasi dalam PIRN 2 tahun terakhir (2017-2018). (Affan)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow