SMK MODELS Luncurkan Water Station, Inovasi Pengendali Sampah Plastik di Sekolah
BANYUWANGI - Pengendalian sampah plastik sekali pakai (Single Use Plastic) terus diupayakan seluruh warga SMK Muhammadiyah 8 Siliragung Banyuwangi, Jawa Timur, atau yang biasa dikenal SMK MODELS. Pada 18 Juli 2024, Kepala SMK MODELS Muhlas Efendi meluncurkan fasilitas baru berupa Water Station di tiga titik di sekolah agar seluruh warga sekolah bisa mengisi ulang air minum dengan cara membawa tumbler masing-masing. “Pengendalian sampah plastik di sekolah ini penting, karena plastik adalah sampah yang sulit terurai hingga ratusan tahun, sehingga tidak ada jalan lain selain kita membiasakan diri untuk melakukan langkah re-use, salah satunya dengan penggunaan kembali wadah air minum kita,” papar Muhlas.
Tak hanya itu, Kepala Sekolah tegas menginstruksikan bahwa warga sekolah harus berupaya untuk mengurangi pemakaian plastik termasuk membuat aturan untuk kantin-kantin supaya menyediakan wadah guna ulang, mengurangi plastik sekali pakai, dan meminta penanggung jawab koordinator kantin untuk menindaklanjuti hal ini. Pasalnya, menurut Muhlas, setiap hari sampah di sekolah yang dihasilkan oleh seribu lebih warga sekolah tentu tidak sedikit, sehingga perlu membentuk kebiasaan minim sampah, dan stakeholder sekolah perlu menyusun aturan khusus agar pengendalian sampah plastik bisa dilakukan.
Sementara itu, Bendahara SMK Models, Zahrotul Janah, menjelaskan fasilitas lain yang dimiliki sekolah untuk mengurangi penggunaan plastik. “Sekolah juga menyediakan gelas lurik untuk menggantikan papercup yang biasa digunakan pada coffee break Bapak dan Ibu guru saat mengadakan acara workshop atau rapat,” jelasnya. “Ini sangat mengurangi sampah plastik yang biasanya dihasilkan, selain itu juga menekan anggaran untuk pembelian papercup,” ungkap Zahrotul Janah yang juga aktif sebagai Fasilitator Daerah Eco Bhinneka Regional Banyuwangi dan Sekretaris AMONG (Anak Muda Eco Bhinneka Blambangan)
SMK MODELS juga merupakan sekolah dampingan program Eco Bhinneka Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah yang turut aktif dalam aksi-aksi lingkungan dengan terus mencetak kader yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Windarti, Sekretaris I Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA). “Dengan adanya giat di Eco Bhinneka School - SMK Muhammadiyah 8 Siliragung ini, kami berharap sekolah semakin dapat menginternalisasi visi misi Eco Bhinneka ke dalam aktivitas sekolah. Merawat kerukunan antarumat beragama telah terwujud dengan adanya murid dan guru nonmuslim di sekolah, dan kini melestarikan lingkungan telah diwujudkan dengan berbagai inovasi dan upaya yang konkret dengan penyediaan Water Station dan instruksi pelarangan penggunaan wadah plastik sekali pakai di lingkungan sekolah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Winda yang juga aktif sebagai Regional Manager Eco Bhinneka Nasyiatul Aisyiyah Banyuwangi ini menjelaskan bahwa dalam waktu dekat akan dilaksanakan Eco Bhinneka Fun Camp berkolaborasi dengan Orspala (Organisasi Siswa Pecinta Alam) SMK MODELS, untuk memberi penguatan pengetahuan melalui menyampaian materi dan diskusi menarik bertema kerukunan antarteman berbeda agama di sekolah sekaligus belajar langsung dari Sentra Kelola Sampah untuk penanggulangan sampah plastik.
Risma Triani, Ketua Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMK Muhammadiyah 8 Siliragung menyambut antusias fasilitas ini, “Water Station ini sangat bermanfaat karena kami jadi bisa isi ulang air minum kapan saja, apalagi kegiatan ekstra dan intra biasanya sampai sore hari,” kata perempuan yang saat ini diamanahi sebagai Ketua Pelaksana Kegiatan Forum Taaruf Siswa 2024 ini. “Ke depan IPM harus menjadi role model disiplin membawa tumbler dan menekan sampah baru,” lanjutnya.
Water Station diharapkan menjadi sarana pembiasaan warga sekolah untuk membawa tumbler dan mengurangi botol plastik sekali pakai. Dilansir dari Indonesia.go.id, Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang terbuang ke laut. Di sisi lain, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik. Jumlah ini menempatkan Indonesia di urutan kedua sebagai negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik di laut terbesar setelah Tiongkok. SMK MODELS kini telah membuktikan aksi nyatanya untuk mengambil bagian dari solusi, bukan polusi.
Kontributor: Zahrotul Janah, Windarti, Dzikrina Farah Adiba.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow