Pengalaman dalam Mengawal Proses Belajar Mengajar di Sekolah
YOGYAKARTA — Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta saat ini berusia 102 tahun. Bersamaan dengan itu, Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta juga memperingati Milad Muhammadiyah ke-108 tahun.
Tak kalah menariknya, Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta juga mengadakan webinar internasional, Kamis (19/11/2020), dengan moderator Dwi Setyawan, M.Pd, yang mengawal jalannya acara tersebut.
Hal tersebut sebagai bagian dari acara peringatan Milad ke-102 Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta dan Milad Muhammadiyah ke-108.
Seperti dijelaskan Imastuti Tricahyani, S.Pd, MA, ketua panitia milad, tema yang diangkat dalam webinar internasional adalah “Teaching and Learning Strategy During COVID-19 Pandemic (Best Practice)” dengan narasumber Agustyani Ernawati, M.Pd (Direktur Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta), Haji Hashim bin Jusoh (SMKA Naim Lil-Banat Malaysia) dan Thanyawit Wuthiasangwangwong dari Streesmuthprakan School Thailand.
Ketiganya menyampaikan pengalamannya dalam mengawal proses belajar mengajar di sekolah masing-masing selama masa pandemi Covid-19.
Webinar ini diperuntukkan bagi siapa saja yang tertarik dengan dunia pendidikan terutama di masa pandemi Covid-19. “Di mana kita semua dihadapkan pada situasi yang tidak biasa,” ujar Imastuti, yang menambahkan peserta webinar dapat mendengarkan pengalaman langsung dari para narasumber.
Setelah menjalin kerja sama dengan beberapa sekolah setaraf di beberapa negara, Muallimat Muhammadiyah, Yogyakarta, menggelar Webinar Internasional dalam rangka Milad 102, Muallimat dan Milad 108 Muhammadiyah.
Ketika diminta menyampaikan opening speech, Habib Chirzin dari Badan Pembina Harian (BPH) Mu’allimin-Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, mengapresiasi atas inisiatif kegiatan ini.
“Di era pandemi Covid-19 ini, lembaga-lembaga pendidikan mesti mengembangkan kreatifitas dan inovasi,” kata Habib Chirzin.
Dan mengembangkan jejaring kerja sama regional dan internasional, bagi Habib Chirzin, sangat perlu. “Untuk itu perlu dipromosikan futures literacy, khususnya Islamic futures literacy in post normal society,” paparnya.
Menurut Habib, futures yang selalu berbentuk plural, jamak, perlu dikaji bersama-sama. “Terlebih di masa pandemi Covid-19 dengan tingkat perubahan yang sangat cepat dan ketidakpastian yang sangat tinggi ini,” kata Habib Chirzin.
Habib berharap, semoga kerja sama regional ini terus berkelanjutan sambil mengembangkan internatinal competence. (Affan)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow