Mu’allimin Gelar Pelatihan Konselor Sebaya untuk Efektifkan Edukasi dan Konseling
YOGYAKARTA — Bimbingan dan Konseling Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta kembali berinovasi di bidang pembimbingan para santri dengan menggelar pelatihan bagi konselor muda. Acara diikuti oleh perwakilan para siswa, baik tingkat MTs, MA, maupun perwakilan dari IPM, di Grha Suara Muhammadiyah, Rabu (14/11/18). Tema yang diangkat dalam pelatihan tersebut adalah The Agent of Change.
Tampil sebagai pembicara dalam pelatihan sehari tersebut adalah Dyah Santika Laila Romadhoni SPsi (praktisi psikologi), Wahyu Nanda Eka Saputra MPd Kons (dosen jurusan BK UAD), serta Herristanti SPsi (Kabid Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk Kota Yogyakarta).
Dalam paparannya, Dyah Santika menyatakan bahwa untuk menjadi konselor yang baik, maka seseorang harus memiliki sosial skill and communication skill yang efektif.
“Kedua keterampilan itu menjadi syarat utama yang harus kalian miliki. Mengapa? Karena Anda akan menjadi orang yang berposisi sebagai pendengar, pembicara, sekaligus pencari solusi bagi teman lain yang sedang memiliki masalah,” urainya.
Apalagi di Mu’allimin yang menurut pandangannya memiliki tingkat kompleksitas masalah yang relatif tinggi, maka perlu dicari solution design yang khusus agar berbagai masalah yang muncul bisa segera dapat teratasi.
Terkait dengan teknik dasar konseling dijelaskan oleh Wahyu Nanda Eka Saputra. Menurutnya, pada dasarnya tugas seorang konselor berbasis pada masalah yang dihadapi oleh orang lain. Di sini, konselor harus paham betul terhadap aspek psikologisnya, latar belakang keluarga, jenis masalah yang sedang dihadapi, dan aspek lainnya.
“Sampai pada fase itu, maka tingkat kedewasaan Anda akan diuji. Apalagi yang akan Anda dampingi adalah teman-teman yang sebaya dengan Anda. Butuh perlakuan khusus, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap teman Anda, karena boleh jadi Anda pun memiliki jenis masalah yang sama,” ulasnya.
Sementara itu ketua panitia penyelenggara Hani Saiin SPsi, menyatakan bahwa konselor bukanlah mata-mata dari guru Bimbingan Konseling. Namun dia harus memposisikan dirinya sebagai teman curhat, berbagi rasa, sekaligus teman untuk mencari alternatif pemecahan terkait masalah yang dihadapi.
“Masa remaja adalah masa di mana seorang anak memiliki kecenderungan perasaan bahwa dia lebih percaya dan terbuka kepada teman sebayanya, daripada kepada guru bahkan orang tuanya sendiri. Oleh karena itu, pelatihan ini dirasa sangat urgent untuk mendidik dan mempersiapkan Anda semua menjadi sahabat yang baik bagi teman-teman Anda sendiri.”
Secara khusus direktur Madrasah Mu’allimin H Aly Aulia Lc MHum menyambut baik acara tersebut untuk kebaikan bersama dalam dinamika pembimbingan siswa di masa-masa yang akan datang.
“Keberhasilan madrasah tidak hanya ditentukan oleh pimpinannya saja. Akan tetapi nafas itu harus dihembuskan oleh segenap elemen di madrasah ini, termasuk Anda semua ini ,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilantik pengurus Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR) Mu’allimin tahun 2018 oleh Herristanti SPsi yang menjabat sebagai sebagai Kabid Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk Kota Yogyakarta. Kepengurusan terdiri dari 9 siswa yang berasal dari kelas X semua jurusan.
Dalam sambutannya, Herristanti berpesan agar pengurus dan konselor muda yang mengikuti pelatihan mampu menjadi konselor yang memiliki kontribusi positif, manfaat yang besar, baik bagi kawan-kawan seusianya maupun juga bagi proses pendewasaan bagi dirinya sendiri.
“Khusus bagi para pengurus, maka Anda semua memikul tugas mulia, yakni sebagai konseling remaja, hukum dan advokasi, serta penelitian pengembangan dan kesehatan. Sebagai anak-anak Mu’allimin, saya yakin Anda pasti mampu,” tegasnya menyemangati para siswa. (HN)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow