Masa Pandemi Madrasah Mu’allimaat Tetap Laksanakan Baitul Arqam

Masa Pandemi Madrasah Mu’allimaat Tetap Laksanakan Baitul Arqam

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Mu’allimaat untuk mengadakan kegiatan. Sabtu hingga Ahad (30-31/1) mereka melaksanakan Baitul Arqam (BA) Madya untuk siswi kelas III MTs (Madrasah Tasanawiyah). BA Madya secara virtual tersebut mengambil tema “Teguhkan Ideologi, Kenali Potensi Diri, Wujudkan Diaspora Kader Penuh Simfoni.”

Empat materi pokok BA ini adalah Ke-Islaman (Dyah Puspitarini, M.Pd./Ketua PP Nasyiatul ‘Aisyiyah), Psikologi Remaja (Siti MuthiaDinni, S.Pd., M.Pd., Psikolog/psikolog dan dosen UAD), Ke-Muhammadiyahan (Amastasya Dhyaz/PCIA Mesir dan alumni tahun 2016), drg. Winda Susra/PW NA DIY dan alumni tahun 2009, Nabila Amalia, S.TP., M.Sc (PW NA DIY/alumni tahun 2007), dan Hilma A’yunina (PCIA Mesir/alumni tahun 2016). Materi lain adalah Ke-Mu’allimaatan (Amalia Rosyida, Maghfira Widyastiti, S.Psi., dr. Raudhah Utami, Annisa Mina R, S.HI., M.Sos., Khansa Syahla, dan Nailatul Khaeroti, S.E).

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Unik Rasyidah, M.Pd., Wakil Direktur III Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta sekaligus penanggungjawab perkaderan, mengatakan bahwa masa pandemi menjadikan tantangan tersendiri dalam menjalankan kegiatan. Perkaderan ini harus dijalankan dalam keadaan apapun, karena bersifat wajib untuk semua sisiwi kelas III dalam rangka penguatan ideologi dalam segi Ke-Muhammadiyahan maupun Ke-Mu’allimaatan.

BA Madya berjalan dengan baik melalui kolaborasi beberapa platform media digital, seperti WhatsApp grup, Zoom Meeting, dan Google Meet. Jadwal tetap sama seperti perkaderan non-virtual, yakni pengaturan agenda kegiatan seperti penyampaian materi ataupun kegiatan khusus mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi dengan sistem pendampingan dari fasilitator.

“Fasilitator adalah alumni yang telah berkecimpung dan mempunya wawasan tentang perkaderan. Mereka merupakan alumni Mu’allimaat yang masih melaksanakan studi di perguruan tinggi di berbagai daerah di Indonesia, seperti ITB, UGM, bahkan ada yang berasal dari Mesir dan Turki. Setiap kelompok bersama satu fasilitator terdiri dari 10-20 peserta,” jelas Unik Rasyidah.

Teknis BA Madya virtual ini menggunakan Zoom Meeting untuk kelas utama. Setelah itu peserta berdasarkan kelompok yang telah dibentuk melakukan FGD (Forum Group Discussion) melalui Google Meet ataupun Breakout Zoom untuk membahas materi lebih rinci dengan bimbingan fasilitator masing-masing kelompok.

Perkaderan virtual tetap melangsungkan kajian ayat menggunakan Zoom Meeting ataupun Google Meet. Sedangkan review materi dikolaborasikan dengan sistem yang tidak menjenuhkan, seperti quizizz.

Peserta “ditantang” untuk tahan dalam menatap layar laptop ataupun handphone. Terkait kuota zoom meeting juga menjadi kendala bagi beberapa peserta. Tetapi secara umum kendala tersebut dapat tertutupi dari suksesnya agenda perkaderan di akhir acara. Follow up yang akan dilaksankan adalah dengan melakukan penguatan lagi di bulan Maret 2021 melalui agenda lain untuk lulusan BA Madya. Respon peserta sangat baik dan sangat mengapresiasi yang telah dilakukan fasilitator dalam pendampingan.

Fasilitator pun memberikan kesan positif. “Antusiasme dan apresiasi teman-teman tingkat III sangat tidak kami duga. Walaupun BA Madya ini dilaksanakan secara daring, tidak menyurutkan spirit dan rasa keingintahuan mereka terhadap materi,” kata Isnaini Khoirun Nisa, mahasisiwi Jurusan Ushuludin Fakultas Dirosat Islamiyah wal Arabiyah, Universitas Al-Azhar Kairo.

Sedangkan menurut Refisan Naufa ‘Aisy, mahasisiwi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univeritas Sebelas Maret, “BA itu seperti proses mendaki, jalannya tidak mudah, melelahkan, dan banyak tantangan. Tetapi disinilah kita diajarkan makna tentang penghambaan kepada-Nya, apalagi ketika kita sampai pada puncak dakian dengan kebersamaan.

“Acara BA ini menunjukkan tentang keseriusan Madrasah untuk tetap menyajikan perkaderan versi terbaiknya. Ditambah lagi pemateri yang tidak hanya berasal dari dalam negeri yang sudah sepatutnya peserta akan antusias dan bangga dengan kegiatan BA ini,” kata Febriyani Weningtyas, mahasiswa Farmasi UAD. (cipto)


Berita dikirim koresponden mediamu, Laeli Agustina

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow