Cerita Lucu dan Inspiratif Mewarnai Sarasehan Alumni Mu'allimin
YOGYA - Alumni lintas angkatan Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta mengikuti Sarasehan Alumni dalam rangka Milad ke-105 Mu'allimin, di Aula Kampus Induk Mu'allimin, Jl. Letjen S. Parman, No. 68, Wirobrajab, Yogyakarta, Selasa (28/11). Sarasehan dibuka oleh Direktur Mu'allimin Aly Aulia, Lc., M.Hum. dan dihadiri beberapa tokoh alumni.
Kegiatan sarasehan dipandu Miftahul Haq dengan menampilkan pembicara Dr. Ashabul Kahfi, M.Ag. (Komisi VIII DPR RI), Drs. H. Qomaru Zaman, M.A. (Wakil Walikota Metro Lampung) dan Untung Basuki Rachmat, S.Ag. (DPRD Kabupaten Sleman), Drs. H. M. Alfian Darmawan (BPH Mu'allimin dan Mu'allimaat), dan dr. Achmad Berlian Yusuf (Owner Klinik Berlian Lampung).
Salah satu pembicara sarasehan, Ashabul Kahfi menuturkan kalau di sela-sela kunjungan kerja di wilayah Kulon Progo, alumni tahun 1979 menyempatkan hadir dalam sarasehan alumni dalam rangka Milad ke-105 Mu'allimin ini. "Ada hal yang berkesan selama di Mu'allimin, yaitu sebuah pelajaran spiritual," katanya.
Menurutnya, hal yang membanggakan pandangan masyarakat terhadap lembaga pendidikan keagamaan itu jauh berbeda dengan 20 tahun lalu. "Waktu itu hanya menjadi kelas dua atau alternatif saja," kelakarnya. Bagi Ashabul Kahfi, potensi lembaga pendidikan keagamaan tidak jauh berbeda dengan lainnya.
"Madrasah atau pesantren diinisiasi atau dibangun masyarakat, berbeda dengan lembaga pendidikan umum yang dilakukan pemerintah," jelasnya.
Kemudian, ketika sampaikan perjalanan hidupnya, Qomaru Zaman merasa trenyuh ketika bisa hadir di Mu'allimin yang menyimpan cerita-cerita lucu.
"Bicara tentang potensi, kemampuan dan harapan, lulusan Mu'allimin lebih hebat. Dan sesungguhnya banyak cerita inspiratif dari Mu'allimin agar bisa berbuat kebaikan bagi NKRI di mana saja," kata Qomaru.
Setelahnya, Untung Basuki Rachmat yang juga hadir menegaskan jika kedatangannya ke Mu'allimin tidak sekadar cerita masa lalu. Bagi alumni yang mengidolakan gurunya, yaitu Zamzuri Umar dan Hamdan Hambali, ia juga hadir untuk menegaskan bahwa pesantren berbeda dengan pendidikan. "Persoalannya ada undang-undang yang tidak bisa dilakukan di daerah karena kewenangan tidak diberikan," kata Untung yang masuk di dunia politik pada 1999.
Setelahnya, Alfian Darmawan bercerita soal dirinya berkecimpung di dunia politik. "Mu'allimin memberi saya sebuah semangat keberanian," kata Alfian.
Bagi Alfian, dakwah yang paling efektif adalah sesungguhnya lewat politik. Makanya pada kesempatan itu Alfian sangat senang ketemu alumni muda yang geluti bidang politik. "Kedepannya agar menjadi politikus yang bermanfaat," kata Alfian.
Kemudian, Achmad Berlian Yusuf turut menyampaikan beberapa hal terkait perubahan hidup anak dan orang tua. "Ketika berdakwah tidak dengan ucapan, tapi perbuatan. Akhlak sebagai salah satu sarana untuk dakwah," kata Berlian Yusuf yang menambahkan apapun hebatnya akan kembali kepada agama.
Ia juga menekankan pentingnya memiliki anak dan disekolahkan di madrasah, salah satunya adalah di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Apalagi sekarang di Mu'allimin sudah dibuka jurusan unggulan dan internasional. "Yang unggul dan mampu menghasilkan siswanya untuk menjadi kader ulama, pemimpin dan pendidik," tandasnya.
Suasana sarasehan alumni menjadi mengharukan karena banyak di antara mereka baru bertemu untuk kali pertama setelah berpisah puluhan tahun lamanya. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow